Inilah Bahaya Glukosa dengan Jumlah Banyak pada Tubuh – Jantung merupakan salah satu organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan jantung dengan menerapkan pola hidup sehat sebaik mungkin, salah satunya adalah dengan membatasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung tinggi gula. Berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, konsumsi gula yang disarankan adalah tidak lebih dari 50 gram/hari atau setara dengan 4 sendok makan. Lantas, apakah gula dapat memicu penyakit jantung jika dikonsumsi melebihi batas wajar Perlu diketahui bahwa mengonsumsi gula melebihi anjuran dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah penyakit jantung. Dilansir dari JAMA Internal Medicine, konsumsi gula melebihi ⅕ dari total kalori harian dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Hal tersebut dapat terjadi karena konsumsi gula secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin, yaitu kondisi ketika hormon insulin tidak lagi mampu mengubah gula menjadi energi secara optimal. Akibatnya, gula darah akan menumpuk di dalam tubuh sehingga berisiko menyebabkan obesitas dan diabetes yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Berikut beberapa dampak buruk terlalu banyak mengonsumsi gula untuk kesehatan:
Bahaya Glukosa pada Tubuh
Obesitas dan Penyakit Metabolik
Gula tambahan dalam makanan dan minuman berkontribusi pada peningkatan berat badan. Konsumsi berlebihan gula dapat memicu obesitas, yang merupakan faktor risiko utama penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
Risiko Penyakit Jantung
Gula tambahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan memicu peradangan, meningkatkan tekanan darah, dan mempengaruhi kadar kolesterol.
Kerusakan Hati
Kelebihan konsumsi gula dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkoholik yang dapat berkembang menjadi kerusakan hati yang lebih serius.
Penyakit Diabetes Tipe 2
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, meningkatkan risiko perkembangan diabetes tipe 2.
Risiko Kanker
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi gula tinggi dengan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker payudara, kolorektal, dan pankreas.
Berbagai Gejala Diabetes di Usia Muda
Secara umum, gejala diabetes di usia muda, termasuk pada anak-anak dan remaja, tidak berbeda jauh dengan gejala diabetes pada orang dewasa maupun lansia. Gejala pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 pun cenderung serupa. Sebagai informasi, rata-rata usia terdiagnosis diabetes tipe 1 pada anak adalah 10–14 tahun. Sementara itu, perkembangan diabetes tipe 2 cenderung lebih lambat, mungkin diperlukan waktu selama beberapa bulan atau bahkan tahun untuk menegakkan diagnosis diabetes tipe 2 di usia muda. Lebih jelasnya, berikut adalah beberapa gejala diabetes yang penting untuk diwaspadai:
- Mudah lapar dan haus.
- Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
- Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
- Pandangan kabur.
- Kelelahan.
- Luka yang sulit sembuh.
Hiperpigmentasi, yaitu kondisi ketika terdapat bagian kulit tertentu yang berwarna lebih gelap dibandingkan area di sekitarnya. Pada kasus diabetes, kondisi ini biasanya terjadi di bagian lipatan kulit, seperti leher belakang, akibat tingginya kadar insulin di dalam darah. Peningkatan kadar insulin ini kerap dialami oleh penderita diabetes tipe 2 karena tubuh tidak mampu menggunakan senyawa kimia tersebut secara efektif.